Jumat, 01 Juli 2011

AL HAMBRA

Harta bisa diibaratkan dengan api. Kalo bisa menggunakannya dengan tepat, ia sungguh bermanfaat. Namun kalo salah memanfaatkannya, kemalangan pasti menanti. Tak salah bila Khalifah Umar bin Khattab mencucurkan airmata begitu melihat tumpukan harta hasil rampasan perang Qadisiah. “Harta benda inilah yang menjadi penyebab runtuhnya orang Parsi, dan sekarang barang itu telah tiba disini untuk membawa keruntuhan kita (kaum muslimin, red.).”Harta bisa melenakan banyak orang. Sikap ini bisa kita lihat ketika pemerintahan umat Islam jatuh ke tangan dinasti Umayah dan dinasti-dinasti berikutnya. Harta rampasan perang yang melimpah akhirnya membius para raja dan pengikutnya. Rasa cinta pada kemewahan membuat mereka berlomba membangun istana. Salah satunya adalah istana Alhambra yang mendapat julukan Firdaus Dunia oleh salah seorang pangeran India.
Alhambra terletak di kota Granada, Spanyol Selatan, yang di masa Islam termasuk wilayah Andalusia. Nama ini berasal dari kata Arab, hamra, jamak dari ahmar yang artinya merah. Tapi kenapa diberi nama Alhambra? Nah, ada tiga pendapat tentang dipakainya julukan Si Merah tadi. Pertama, karena istana ini terletak di atas tanah berwarna merah. Kedua, disebabkan dindingnya terbuat dari batu merah. Sedangkan pendapat ketiga mengatakan kalo julukan itu gara-gara nama pendirinya adalah Al-Ahmar.
Dibangun selama 100 tahun (Abad 14-15)
Konstruksi pertama dilakukan oleh Sultan Muhammad bin al-Ahmar I (1257-1323). Raja ini berasal dari Bani al-Ahmar atau Bani Nasr yang masih keturunan Said bin Ubadah, salah seorang sahabat Nabi saw. Mereka berasal dari suku Khazraj di Madinah.
Istana ini memang indah. Dia terletak di ketinggian 150 m di atas kota Granada. Luas arealnya 14 ha dengan 13 menara yang menjulang, bahkan ada yang tingginya sampai 26 m. Lantainya marmer putih persegi empat. Jalan menuju istana sungguh sejuk karena berjejer pepohonan dan air mancur.
Pembagian Ruang
  1. Ruang al-Hukmi yang luasnya 15 m X 15 m dengan tinggi ruangan 20 meter. Tanpa ac, ruangan ini pasti sejuk karena ketinggiannya yang dapat menampung banyak udara segar. Sesuai dengan namanya, ruang ini tempat menjatuhkan keputusan. Ia dibangun oleh Sultan Yusuf I (1334-1354)
  2. Taman Singa luasnya 28,5 m X 15,70 m dengan 128 tiang berlapis 2, 3 atau 4. Di sini ada air mancur berdenah segi 6 terdiri dari 2 tingkat. Air mancur itu dikelilingi oleh 12 ekor singa yang masing-masing mulutnya mengucurkan air yang terus menerus mengalir.
  3. Ruangan Bani Siraj seluas 6,25 m X 6.25 m. Tempat ini penuh ukiran keemasan dan di tengah ruangan terdapat saluran air mancur dari batu pualam.
  4. Ruangan Dua Perempuan Bersaudara yang dibangun untuk dua orang saudara perempuan sultan.
  5. Ruangan Bersiram berukuran 36,6 m X 23,4 m. Di tengahnya terdapat kolam seluas 33,5 m X 4, 70 m dengan kedalaman 1,5 m. Ruang ini disebut Ruangan Harum karena di kiri kanannya terdapat taman bunga yang menyebarkan keharuman natural.
  6. Ruang Istirahat Sultan dan Permaisuri
  7. Taman di depan Ruang Istirahat tadi.
  8. Ruangan Barkah.
  9. Ruangan Duta.
  10. Ruangan as-Safra yang merupakan ruangan terbesar dan terindah di Alhambra.
  11. Masjid al-Mulk atau Masjid Sultan atau Royal Mosque.



TAMAN LAUT KARIMUN JAWA

Kepulauan Karimunjawa merupakan gugusan pulau-pulau yang berjumlah dua puluh tujuh pulau dan terletak di utara Laut Jawa. Kepulauan yang juga ditetapkan sebagai taman laut ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Meskipun memiliki banyak pulau, namun hanya lima dari dua puluh tujuh pulau yang dihuni oleh penduduk, sementara sisanya hanyalah pulau tak berpenghuni. Meskipun tidak ada yang menempati, pulau-pulau tersebut tetap memiliki pesona wisata yang menarik. Lima pulau berpenghuni tersebut adalah Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Genting, Pulau Parang, serta Pulau Nyamuk. Sedangkan beberapa pulau yang tak berpenghuni adalah Pulau Menjangan Besar, Menjangan Kecil, Cemara Besar, Cemara Kecil, Geleyang dan Pulau Bengkoang.
Kepulauan Karimunjawa merupakan tempat peristirahatan yang sempurna bagi Anda yang ingin melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari yang melelahkan. Pulau-pulau, taman laut, dan pantai Karimunjawa memiliki pemandangan yang sangat indah, dengan perairan dangkal (kedalaman berkisar antara 15 hingga 40 meter) dan air laut yang jernih, membuat para wisatawan dapat melihat keindahan bawah laut Pantai Karimunjawa dengan jelas dari permukaan.
Sebagian besar pulau yang berada di Kepulauan Karimunjawa, dikelilingi oleh hutan bakau, pantai berpasir putih di sepanjang garis pantai, keaneragaman spesies laut yang terdapat di dalamnya, seperti penyu hijau, penyu sisik, ikan pari, hiu, ubur-ubur, rumput laut dan sekitar dua ratus jenis ikan hias di dalamnya. Selain itu, hampir seluruh pantai di Kepulauan Karimunjawa juga di kelilingi oleh berbagai jenis terumbu karang berwarna-warni, baik di perairan dangkal maupun di perairan dalam. Hal inilah yang membuat tempat ini ditetapkan sebagai Taman Nasional Karimunjawa pada tahun 1999 dan dikelola oleh Kementerian Kehutanan. Selanjutnya pada tahun 2001, sebagian luas wilayah taman nasional ini kemudian ditetapkan sebagai Kawasan Pelestarian Alam Perairan.
Selain menikmati keindahan pantainya, Anda juga dapat melakukan berbagai kegiatan lain di sini, seperti diving, snorkeling, serta bagi Anda yang ingin menguji nyali Anda bisa mengunjungi kolam penangkaran hiu yang ada di sini, sekaligus berenang bersama ikan-ikan buas tersebut. Bagi Anda yang tidak bisa berenang, jangan khawatir. Karena tempat wisata ini juga memiliki glass bottom boat, sehingga Anda tetap bisa menikmati keindahan bawah laut, meskipun dari dalam kapal.
Letaknya yang cukup dekat dengan Pulau Jawa, menjadikan wisata Taman Laut Kepulauan Karimunjawa cukup mudah diakses bagi wisatawan yang ingin menikmati liburan di Pantai Karimunjawa. Transportasi yang dapat Anda digunakan untuk sampai di sana adalah dengan tranportasi laut, yaitu dengan menggunakan kapal feri dan kapal cepat. Anda juga dapat menggunakan transportasi udara, yaitu dengan pesawat sewa yang disediakan oleh salah satu resort di sana. Meskipun, dengan biaya yang jauh lebih mahal tentunya.





TAMAN LAUT RAJA AMPAT

Kepulauan Raja Ampat terletak di barat laut kepala burung Pulau Papua, dengan kurang lebih 1500 pulau kecil dan atoll serta 4 pulau besar yang utama, yakni Misol, Salawati, Bantata dan Waigeo. Luas area ini kurang lebih 4 juta hektar persegi darat dan lautan - termasuk sebagian teluk Cendrawasih - membuatnya sebagai taman laut terbesar di Indonesia.

Kehidupan hayati dan biota laut Raja Ampat paling kaya dan beranekaragam dari seluruh area taman laut di wilayah segitiga koral dunia, Philipina – Indonesia – Papua Nuigini. Segitiga coral ini merupakan jantung kekayaan terumbu karang dunia yang dilindungi dan ditetapkan berdasarkan konservasi perlindungan alam Internasional.





Sabtu, 18 Juni 2011

Kemegahan Istana Nurul Iman, Istana Negara Terbesar di Dunia

Pernahkah anda membayangkan memiliki rumah dengan 1788 kamar tidur dan 257 kamar mandi?
hehe.. bisa gila gan!


Tapi taukah anda anda ada bangunan istana yang memiliki spesifikasi tersebut.
Tepatnya di brunei darussalam negara tetangga kita itu, disana ada istana Sultan brunei yang bernama Istana Nurul Iman.Walaupun posisinya agak tersembunyi dari public, tapi lewat kecanggihan teknologi.

Kita bisa lihat spesifikasi dan kemegahan istana sultan tersebut. Dapat kita lihat gambar satelitnya seperti yang dibawah ini.


www.haxims.blogspot.com

www.haxims.blogspot.com
www.haxims.blogspot.com
www.haxims.blogspot.com

Spesifikasi Istana Nurul Iman:

Lebih lengkapnya istana ini memiliki 1788 kamar, 257 kamar mandi, dan luas area lantai 2152782 square feet (sekitar 200000 meter persegi). Fasilitasnya termasuk 5 buah kolam renang, dan kandang kuda dengan AC untuk kuda-kuda Polo sultan, 110 garasi mobil, dan mesjid yang bisa menampung 1500 orang. Selain itu di istana ini terdapat, 564 tempat lilin, 51000 bola lampu, 44 tangga, 18 elevator. Di garasi sultan ada koleksi mobil-mobil mewah, seperti Ferrari dan 165 buah rolls Royces.
Kubah emasnya didesain oleh arsitek filipina Leandro V.Istana ini dibangun pada tahun 1984 dengan menelan biaya 1,4 milyar dolar AS.

Masjid Pulau Penyengat



Namanya Masjid Raya Sultan Riau. Orang biasa memanggilnya dengan Masjid Pulau Penyengat. Ada juga yang menyebut Masjid Putih Telur. Nama Penyengat karena lokasi masjid tersebut memang berada di sebuah pulau kecil di Riau, pulau Penyengat.
Menuju lokasi masjid ini cukup mudah dan menarik. Dari Batam, perjalanan dilakukan dengan menaiki kapal penyeberangan feri menuju Tanjungpinang. Lama perjalanan sekitar satu jam.

Dari Tanjungpinang, perjalanan diteruskan dengan menaiki perahu kecil yang bernama Pompong menuju pulau Penyengat. Di sini, pengunjung bisa menikmati keindahan laut kepulauan Riau.
Sekitar lima belas menit, kubah masjid Penyengat mulai terlihat jelas. Suatu pemandangan yang memadukan antara keindahan alam dengan ketinggian religiusitas lingkungan sekitar. Akhirnya, tampaklah masjid itu dengan utuh.
Warna kuning tampak dominan. Ada 13 kubah di masjid itu yang susunannya bervariasi. Ditambah dengan empat menara yang masing-masing memiliki ketinggian sekitar 19 meter, dan bubung yang dimiliki masjid tersebut sebanyak 17 buah. Angka ini diartikan sebagai jumlah rakaat shalat.
Masjid yang tercatat dalam sejarah sebagai merupakan satu-satunya peninggalan Kerajaan Riau-Lingga yang masih ada ini berukuran sekitar 54 x 32 meter. Ukuran bangunan induknya sekitar 29 x 19 meter.

Keindahan arsitektur masjid sangat unik. Masjid ini bergaya India berkaitan dengan tukang-tukang dalam membuat bangunan utamanya adalah orang-orang India yang didatangkan dari Singapura.
Sejarahnya, pada tahun 1805 Sultan Mahmud menghadiahkan pulau Penyengat kepada isterinya Puteri Raja Hamidah. Bersamaan dengan itu, dibangun Masjid Sultan. Cuma waktu itu, masjid hanya terbuat dari kayu. Kemudian, keturunan kerajaan setelah itu, Raja Ja'far membangun Penyengat sekaligus memperlebar masjidnya.
Pembangunan masjid secara besar-besaran dilakukan ketika Raja Abdul Rahman memegang jabatan Yang Dipertuan Muda Riau-Lingga (1832-1844) menggantikan Raja Ja'far. Tak lama setelah memegang jabatan itu, pada 1 Syawal tahun 1284 H (1832 M) atau 165 tahun yang lalu, setelah usai shalat Ied, ia menyeru masyarakat untuk bergotong royong membangun masjid.
Dalam gotong royong itulah, masyarakat membawa berbagai perbekalan. Termasuk telur. Karena berlimpah, banyak putih telur yang tidak habis dimakan. Dan oleh pekerja, putih telur itu dijadikan campuran adukan. Menurut mereka, dengan campuran putih telur, bangunan akan lebih kokoh dan tahan lama.
Dari situlah, masyarakat sekitar juga menyebut masjid penyengat ini dengan masjid putih telur.
Selain bangunan yang indah, masjid Penyengat menyimpan mushaf Alquran tulisan tangan yang diletakkan dalam peti kaca di depan pintu masuk. Mushaf ini ditulis oleh putera Riau yang dikirim belajar ke Turki pada tahun 1867. Namanya, Abdurrahman Istambul.

Ada Alquran tulis tangan lain yang ada di masjid. Namun, tak diperlihatkan kepada umum karena khawatir sudah terlalu rentan. Ditulis pada tahun 1752. Uniknya, di bingkai mushaf yang tidak diketahui penulisnya ini terdapat tafsiran-tafsiran dari ayat-ayat Alquran. Bahkan, terdapat berbagai terjemahan dalam bahasa Melayu, kata per kata di atas tulisan ayat-ayat tersebut. Mushaf ini tersimpan bersama 300-an kitab dalam dua lemari di sayap kanan depan masjid.

taj mahal


Taj Mahal (Bahasa Hindi:ताज महल)yang terletaknya di tebing Sungai Jumna, berhampiran Agra, India, merupakan makam yang dibina oleh Maharaja Shah Jahan (1614-1666) sebagai monumen peringatan untuk Mumtaz Mahal, isterinya yang kelima. Mula dibina pada 1632 dan siap 1648.
Kadang kala Taj Mahal dipanggil dengan singkatan 'Taj' sahaja, ia adalah contoh terbaik Senibina Mughal yang menggabungkan senibina Parsi, Turki , India dan dan gaya senibina Islam. Arkitek utama bangunan ini ialah Ustaz Ahmad Lahauri . Taj Mahal merupakan sebuah kompleks bersepadu iaitu mempunyai bahagian makam, dewan, taman rekreasi , masjid, menara tinjau dan lain-lain. Tahun 1983 UNESCO mengisytiharkan Taj Mahal sebagai Tapak Warisan Sedunia yang perlu dilindungi . Bangunan ini dikatakan 'permata senibina Islam'.





Arsitektur Hoysala

Arsitektur Hoysala (bahasa Kannada: ಹೊಯ್ಸಳ ವಾಸ್ತುಶಿಲ್ಪ) adalah gaya bangunan yang berkembang dibawah kepemimpinan kekaisaran Hoysala yang kini berada di Karnataka, India, antara abad ke-11 dan abad ke-14. Pengaruh Hoysala berada pada puncaknya pada abad ke-13 ketika Hoysala mendominasi daerah dataran tinggi Dekan selatan. Kuil besar dan kecil dibangun selama era ini menjadi contoh gaya arsitektur Hoysala, termasuk kuil Chennakesava di Belur, kuil Hoysaleswara di Halebidu, dan kuil Kesava di Somanathapura. Contoh ukiran Hoysala lainnya adalah pada kuil di Belavadi, Amruthapura, Hosaholalu dan Nuggehalli. Penelitian terhadap gaya arsitektur Hoysala menunjukan pengaruh Indo-Arya sementara akibat gaya India Selatan lebih jelas.[1]
Aktivitas bangunan kuil kekaisaran Hoysala yang kuat diakibatkan oleh kejadian sosial, budaya dan politik selama periode tersebut. Transformasi tradisi bangunan kuil Karnata merefleksikan tren religius yang dipopulerkan oleh filsuf Vaishnava dan Virashaiva dan juga kecakapan perkembangan militer raja Hoysala yang ingin mengungguli maharaja Chalukya Barat dalam bidang artistik. Kuil dibangun lebih dahulu sebelum kemerdekaan Hoysala pada abad ke-12 yang merefleksikan pengaruh signifikan Chalukya Barat, sementara kuil selanjutnya menahan beberapa fitur penting pada seni Chalukya, tetapi memiliki beberapa ornamentasi dan dekorasi yang berdaya cipta, memunculkan keunikan artis Hoysala. Sekitar seratus kuil masih ada di Karnataka, kebanyakan di distrik Malnad, tempat asal Raja Hoysala.
Sebagai destinasi wisata populer di Karnataka, kuil Hoysala menawarkan kesempatan untuk peziarah dan pelajar arsitektur untuk melihat arsitektur Hindu abad pertengahan dalam tradisi Karnata Dravida. Tradisi ini dimulai pada abad ke-7 dibawah perlindungan dinasti Chalukya dari Badami, dikembangkan lebih jauh oleh Chalukya Barat di Basavakalyan pada abad ke-11 dan akhirnya ditransformasikan menjadi gaya bebas pada akhir abad ke-12 selama kekuasaan Hoysalas. Prasasti berbahasa Kannada abad pertengahan menunjukan lokasi kuil memberi informasi kuil dan menawarkan informasi berharga tentang sejarah dinasti Hoysala.





KUIL ROMAWI TERBESAR

Stones Baalbek di Libanon. Kuil Romawi terbesar yang pernah dibangun dan kini tinggal reruntuhannya, sebenarnya bukan di Yunani atau Roma, tapi justru di Baalbek, Libanon. Kuil itu dihancurkan oleh Kaisar Bizantium Theodosius, beruntung tidak semua bagian musnah. Masih ada 6 dari 54 kolom, yang masih berdiri hingga kini. Enam kolom inilah menjadi saksi sejarah dan meninggalkan jejak misteri yang menunggu diungkap.
Meskipun sisa-sisa kemegahan kuil ini masih terlihat jelas, namun sebenarnyalah, kuil ini sempat terbengkalai akibat perang. Selama beberapa dekade, jarang sekali wisatawan berkunjung ke tempat ini akibat perang. Untungnya juga, perang tidak sampai menghancurkan kuil bersejarah ini.









Jumat, 29 April 2011

Kerajaan Sriwijaya

Sriwijaya (atau juga disebut Srivijaya; Thai: ศรีวิชัย atau "Ṣ̄rī wichạy") adalah salah satu kemaharajaan maritim yang kuat di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.[1][2] Dalam bahasa Sansekerta, sri berarti "bercahaya" dan wijaya berarti "kemenangan".[2] Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan.[3][4] Selanjutnya prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682.[5] Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan[2] di antaranya serangan dari raja Dharmawangsa Teguh dari Jawa di tahun 990, dan tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya dibawah kendali kerajaan Dharmasraya.[6]



Setelah Sriwijaya jatuh, kerajaan ini terlupakan dan eksistensi Sriwijaya baru diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan Perancis George Cœdès dari École française d'Extrême-Orient.

Kerajaan Champa

Kerajaan Champa (bahasa Vietnam: Chiêm Thành) adalah kerajaan yang pernah menguasai daerah yang sekarang termasuk Vietnam tengah dan selatan, diperkirakan antara abad ke-7 sampai dengan 1832. Sebelum Champa, terdapat kerajaan yang dinamakan Lin-yi (Lam Ap), yang didirikan sejak 192, namun hubungan antara Lin-yi dan Campa masih belum jelas. Komunitas masyarakat Champa, saat ini masih terdapat di Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Pulau Hainan (Tiongkok). Bahasa Champa termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.



Angkor Wat

Angkor Wat (Khmer: អង្គរវត្ត), adalah sebuah kuil atau candi yang terletak di kota Angkor, Kamboja, dan dianggap sebagai salah satu dari keajaiban dunia. Ia dibangun oleh Raja Suryavarman II pada pertengahan abad ke-12. Pembangunan kuil Angkor Wat memakan waktu selama 30 tahun. Angkor Wat terletak di dataran Angkor yang juga dipenuhi bangunan kuil yang indah, tetapi Angkor Wat merupakan kuil yang paling terkenal di dataran Angkor. Raja Suryavarman II memerintahkan pembangunan Angkor Wat menurut kepercayaan Hindu yang meletakkan gunung Meru sebagai pusat dunia dan merupakan tempat tinggal dewa-dewi Hindu, dengan itu menara tengah Angkor Wat adalah menara tertinggi dan merupakan menara utama dalam kompleks bangunan Angkor Wat.